Selama Jadi DPO, Terduga Teroris yang Ditangkap di Lampung Berpindah ke 25 Kota
Densus 88 Antiteror menangkap 23 orang teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Lampung. Dua dari 23 orang yang ditangkap adalah Taufik Bulaga alias Upik Lawanga yang merupakan ahli pembuat senjata api serta perakit bom dan Zulkarnaen alias Arif Sunarso Panglima Askari dari kelompok JI.
Kadiv Humas Polri, Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono, mengatakan keberadaan Upik dan Zulkarnaen terendus setelah dilakukan penangkapan terlebih dahulu pada sejumlah orang lainnya di beberapa lokasi.
"Awalnya 21 orang tersangka teroris ditangkap di Lampung, ada 8 lokasi. Setelah itu kemudian dari 21 itu akhirnya kita bisa menemukan DPO, yaitu tersangka atas nama Upik dan Zulkarnaen," kata Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (18/12).
"8 lokasi di wilayah Sumatera ini ada di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Tengah, Bandar Lampung, Pringsewu, Metro. Sempat juga ada di daerah Jambi, Riau, dan Palembang," sambungnya.
Argo menjelaskan, sebelum ditangkap Densus. Zulkarnaen telah berpindah-pindah lokasi di sejumlah kota yang berada di pulau Jawa dan Sulawesi.
"Zulkarnaen ditangkap Kamis, 10 Desember di Toto Harjo, Probolinggo, Lampung Timur. Zulkarnaen disembunyikan oleh tersangka lain. Memang selama DPO dia berpindah-pindah tempat, berpindah lokasi, sekitar 25 kota lah di Jawa, Sulawesi, Palembang dan Lampung," jelasnya.
"Zulkarnaen ini juga dalam pelariannya, DPO Mabes Polri, dia dibantu oleh sel-sel jaringan mereka di setiap kota. Di setiap kota dia lari, dibantu oleh sel-selnya. Yang bersangkutan juga dibiayai oleh sel jaringan tersebut yang memberi bantuan, juga dari JI pusat yang memberi bantuan selama dalam pelarian," sambungnya.
Argo menambahkan, Zulkarnaen memiliki kemampuan sebagai arsitek atau otak peristiwa teror bom.
"Dia bisa merencanakan dan memberitahukan jajarannya itu mulai dari rangkaian peristiwa pengeboman itu, bisa serentetan bisa dia lakukan. Dia ahlinya di dalam mengarsiteki tentang bom," ungkapnya.
Selain itu, sambungnya, Zulkarnaen merupakan alumni pelatihan militer di Afghanistan angkatan pertama dan menetap di sana selam tujuh tahun.
"Selama dalam pelatihan militer di Afghanistan apa yang dipelajari? Ya itu tadi, belajar membuat bom, menjadi arsitek dan perencanaannya. Perencanaan suatu kegiatan yang dia lakukan di sana itu. Banyak yang mereka lakukan khusus untuk Zulkarnaen," sebutnya.
Sejumlah teror yang dilakukan oleh Zulkarnaen, kata Argo, seperti pengeboman di JW Marriot, Ritz Carlton Ambon dan juga di Poso.
"Banyak yang dilakukan Zulkarnaen. Melakukan pengeboman di JW Marriot, Ritz Carlton, juga di Tentena, Ambon, Poso, juga bergabung dengan ormas Kompak. Kalau kita melihat bahwa Zulkarnaen ini membawahi atau membentuk tim khos, tim spesial. Ada 19 orang itu Amrozi, Dul matin, Ali Imron, termasuk tim khosnya. Ada Imam Samudra ya sebagai panglima dia di situ," ucapnya.
"Untuk targetnya ada Mantiqi 1, Mantiqi 2, Mantiqi 3. Mantiqi 1 itu Malaysia dan Singapura. dari mantiqi 2 itu Indonesia bagian barat, Mantiqi 3 itu Indonesia Timur seperti Ambon dan Poso. Mantiqi 4 itu Australia. Ada banyak Mantiqi yang masuk ke dalam wilayahnya, itu yang Zulkarnaen
Posting Komentar untuk "Selama Jadi DPO, Terduga Teroris yang Ditangkap di Lampung Berpindah ke 25 Kota"